Rabu, 19 September 2012

Sesuatu


“Pemimpin negara ini tidak akan berhitung dua kali bila ancaman yang ditujukan pada dirinya adalah penggulingan kekuasaan. Negara ini mendapatkan dana kampanye dari perusahaan-perusahan asing. Presiden kita ibarat anak yang menyusu pada Amerika. Anak ini tidak boleh durhaka ketika ia berhasil mencapai cita-cita tertingginya”

“Jadi, bila korporasi asing sebanyak itu berada di negara kita, bagaimana kita menghadapi mereka?”

“Bagian terbesar dari perang itu, Anakku, adalah menghadapi diri sendiri. Bukan menghadapi musuhmu. Bila kau mampu mengalahkan ambisi kekuasaan dan hasrat-hasrat manusiawimu, kau akan dengan mudah menekuk semua musuh.”

“Kami bergerak dalam konsep Ordo ab Chao (keteraturan dalam kekacauan). Kami telah menjalankan isu lingkungan sejak empat dekade lalu, dan kami melangkah dengan sangat hati-hati. Kami menumpuk negara-negara ini satu per satu menjadi sebuah piramida. ‘Oganisasi’ akan berdiri di atasnya, di pucuk tertinggi. Birokratmu juga tahu ini, para korporat besar juga tahu apa yang sesungguhnya terjadi, mainstream media memainkan peran yang tidak kecil.”

“Setiap komponen negara ini telah bergerak, mengurai benang-benang dan memintalnya dalam kekacauan tak terkira. Ekonomi kalian telah hancur lebur, namun kalian tidak memahaminya. Hukum kalian dipajang cantik di etalase sehingga setiap orang yang memiliki uang bisa membelinya. Budaya kalian berasimilasi kembali ke zaman purba di mana para cro-magnon hidup tanpa adab dan telanjang. Inilah Indonesia, negara bersahaja itu yang oleh Plato disebut-sebut sebagai bagian dari Atlantis yang hilang. Peradaban masa lalu berawal di sini, dan sekarang yang tersisa hanyalah harga diri bangsa yang terinjak-injak.”

“Kau tahu bagaimana Teori Evolusi berkaitan erat dengan isu pemanasan global dan rangkaian agenda elit lainnya? Mata rantai yang hilang itu sebenarnya adalah cara berpikirmu sendiri. Itu adalah dogma. Itu adalah keyakinanmu sebagai umat manusia”
“Begitu, yeah? Benarkah itu berhubungan?”
“Tentu saja. Rangkaian pengetahuan kabalistik, neo-pagan, dan apa saja yang sumbernya berasal dari hukum anti-Tuhan itu semuanya berkaitan, dan dirancang sedemikian rupa untuk disusupkan ke dalam konsep pengetahuan yang baku, lalu dipercaya sebagai ilmu. Sayangnya, kita di timur selalu menerima apa saja yang disampaikan oleh barat karena sumber pengetahuan dan teknologi berada di sana. Kita kehilangan kepercayaan diri, dan akhirnya akal sehat kita pun terjajah.”


Indonesia Incorporated by Zaynur Ridwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar