Jumat, 19 Agustus 2011

Resensi The Einstein Girl

Pada kali ini saya akan menulis resensi tentang buku The Einstein Girl karya Philip Sington

Detail Buku
Judul: THE EINSTEIN GIRL
Pengarang: Philip Sington
Penyunting: Zahra Ilmia & Anton Kurnia
Tebal: 525 hlm
Penerbit: Serambi
Cetakan: I, Mei 2010

Resensi Buku

Seorang gadis ditemukan tak sadarkan diri dan tanpa busana di tengah hutan. Tubuhnya penuh luka-luka walau tidak fatal. Dokter Brenner yang merawatnya menjamin bahwa pasien belum dalam kondisi bahaya, bahkan kondisi fisiknya cukup sehat. Walau begitu ia masih kehilangan orientasi. Karena yang ditemukan hanyalah selembar kertas pengumuman kuliah umum Albert Einstein, maka gadis itu  mendapat julukan dari media massa sebagai "The Einstein Girl".

Sang gadis secara tiba-tiba tersadar dari koma dan langsung menjerit. Ia terlihat histeris, seorang suster yang berusaha menenangkannya malah mendapat ancaman tusukan dari gelas yang dibantingnya ke kepala ranjang.

Dua minggu setelah gadis itu ditemukan pertama kali, Dokter Brenner melepaskan pasiennya yang masih belum memiliki nama untuk dirawat di Klinik Psikiatri Charite. Untuk selanjutnya gadis Einstein berada dibawah pengawasan dokter Kirsch.

Psikiater Martin Kirsch berpetualang melintasi Jerman, Swiss, dan Serbia demi mengungkap identitas sang "Pasien E" ini. Ia bertemu dengan istri Einstein, Mileva Maric di Serbia dan anak bungsu Einstein, Eduard Einstein di sebuah rumah sakit jiwa di Zurich.

Buku ini selain mengisahkan mengenai sepak terjang psikiater Martin Kirsch yang berusaha keras menyingkap kebenaran di balik kasus “Pasien E” ini, serta kisah kasihnya dengan sang gadis yang membawanya ke pedalaman Serbia, juga memberikan pengajaran mengenai ilmu fisika, terutama mengenai persamaan Einstein yang terkenal.

Persaman Einstein mengatakan bahwa cahaya bukan gelombang, melainkan berkas partikel-partikel energi yang disebut kuanta. Seperti berondong peluru kecil, pancaran cahaya akan mampu mengelilingi ruang hampa tanpa memerlukan eter untuk membawanya. Dan tidak seperti gelombang, partikel kuanta ini memiliki massa, seperti halnya benda yang memancarkan mereka. Itu berarti, partikel kuanta ini dipengaruhi gravitasi dengan suatu cara.

Meskipun diawal membaca buku ini langsung terselip rasa malas karena saking banyaknya tulisan dan alur yang kurang jelas. Akan tetapi, rasa malas itu terbayar dengan petualangan Martin di Serbia, Swiss, dan Jerman.

Buku ini memiliki pemilihan kata yang baik dan lumayan mudah untuk dimengerti. Saya merekomendasikan buku ini untuk para pembaca tingkat lanjut yang menyukai novel bertemakan fiksi sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar